Divisi Pendidikan Yayasan Hidayah
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ki Hajar Dewantara, bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki konsep pendidikan yang berfokus pada pembentukan karakter dan kebebasan berpikir. Pemikirannya didasarkan pada gagasan bahwa pendidikan harus mendidik manusia seutuhnya, mencakup aspek intelektual, moral, dan spiritual. Ada beberapa prinsip utama dalam pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara:
1. Tripusat Pendidikan
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa pendidikan terjadi di tiga lingkungan utama:
– keluarga,
– sekolah,
– dan masyarakat.
Ketiganya saling berkaitan dalam membentuk karakter dan kepribadian seorang individu.
2. Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani
Prinsip ini menggambarkan peran seorang pendidik:
Ing Ngarsa Sung Tuladha: di depan, seorang pemimpin harus memberi teladan.
Ing Madya Mangun Karsa: di tengah, seorang pemimpin harus membangun semangat dan kemauan.
Tut Wuri Handayani: di belakang, seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan dukungan.
3. Pendidikan yang Memerdekakan
Menurut Ki Hajar Dewantara, tujuan pendidikan adalah membebaskan manusia dari belenggu kebodohan dan ketidaktahuan, serta memberdayakan individu untuk berpikir mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Pendidikan harus memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kodratnya.
4. Pendidikan Budi Pekerti
Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan karakter, atau budi pekerti, yang mencakup moralitas, etika, dan rasa tanggung jawab sosial. Pendidikan tidak hanya soal penguasaan pengetahuan, tetapi juga pengembangan sikap dan perilaku yang baik.
5. Kebudayaan sebagai Bagian Pendidikan
Ki Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan harus berbasis pada budaya lokal dan nilai-nilai masyarakat. Ia memandang kebudayaan sebagai sarana untuk membentuk jati diri bangsa, dan pendidikan sebagai upaya melestarikan dan mengembangkan budaya.
Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam, terutama dalam pendekatan pendidikan yang menekankan pada pembentukan karakter, kebebasan berpikir, dan pendidikan holistik.
Pemikiran Ki Hajar Dewantara ini masih menjadi landasan bagi sistem pendidikan di Indonesia hingga saat ini, terutama dalam konsep pendidikan karakter dan pembelajaran berbasis kebudayaan. . Beberapa konsep Islam yang sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Berbasis Akhlak (Budi Pekerti)
Dalam Islam, akhlak atau moralitas sangat diutamakan, sebagaimana dalam pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pentingnya budi pekerti. Nabi Muhammad SAW sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia (HR. Ahmad). Pendidikan Islam menekankan pentingnya adab dan perilaku yang baik, yang sejalan dengan prinsip Ki Hajar bahwa pendidikan harus membentuk karakter yang luhur. Konsep “pendidikan akhlak” dalam Islam adalah pondasi yang kuat dalam membangun kepribadian peserta didik.
2. Tripusat Pendidikan dalam Islam
Islam juga mengajarkan bahwa pendidikan tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah dan masyarakat. Orang tua bertanggung jawab mendidik anaknya, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an (QS. At-Tahrim: 6) yang menekankan tanggung jawab keluarga. Sekolah sebagai tempat menimba ilmu juga sejalan dengan anjuran Islam untuk menuntut ilmu, sementara lingkungan masyarakat mendukung pembentukan karakter yang baik melalui interaksi sosial yang sehat.
3. Kebebasan Berpikir yang Bertanggung Jawab
Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang “pendidikan yang memerdekakan” sesuai dengan prinsip Islam tentang pentingnya berpikir kritis dan mandiri, selama dalam batasan nilai-nilai moral dan agama. Al-Qur’an sering mengajak manusia untuk berpikir, merenung, dan menggunakan akal, seperti dalam QS. Al-Mulk: 10 dan QS. Al-Baqarah: 164. Kebebasan berpikir dalam Islam bukan berarti bebas tanpa batas, tetapi harus didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan tanggung jawab kepada Allah.
4. Pendidikan yang Holistik
Dalam Islam, pendidikan tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga pada pengembangan spiritual dan fisik. Ini sejalan dengan konsep Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang mencakup aspek intelektual, moral, dan spiritual. Islam menekankan keseimbangan dalam pendidikan antara ilmu dunia dan akhirat, serta pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental. Tujuannya adalah membentuk manusia yang seimbang dalam segala aspek kehidupan, sesuai dengan fitrah manusia.
5. Kebudayaan dalam Islam
Islam juga menghargai kebudayaan selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Nilai-nilai lokal yang baik dan bermanfaat untuk masyarakat didukung dalam Islam. Ini mirip dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan berbasis kebudayaan. Islam memberikan ruang untuk menjaga budaya dan tradisi selama selaras dengan prinsip-prinsip tauhid dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan Islam dapat diwujudkan dalam pendekatan yang menghargai kebebasan berpikir, pembentukan akhlak mulia, serta peran pendidikan di keluarga, sekolah, dan masyarakat, yang semuanya selaras dengan ajaran Islam.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
